Entri Populer

Selasa, 09 November 2010

Tugas Kameraman


Uraian Tugas Kamerawan yaitu antara lain :
1.      Menangani kerja kamera sehingga menghasilkan gambar yang memenuhi tuntutan artistic sesuai shooting script dan pengarahan dari PD / Pengarah Acara.
2.      Mengetahui kontinuitas gambar yang satu dan yang lainnya.
3.      Memahami komposisi, ukuran dan gerak dari obyek yang di ambil / di shoot.
4.      Siap ditempat menjelang saat take dan bertanggung jawab atas kamera set-up dan kemantapan gambar.
5.      Membantu PD / Pengarah Acara  memberikan alasan / saran yang tepat dalam penempatan kamera, sudut pengambilan serta gerak kamera dilihat dari segi kepentingan artistik.
6.      Bekerjasama dengan lightingman dan soundman untuk mengatur cahaya dan suara untuk mempertahankan kontinuitas mutu gambar dan suara.
7.      Bekerjasama dengan FD / Pengarah Lapangan untuk pengambilan gambar yang tidak bertentangan dengan kehendak PD / Pengarah Acara.
8.      Memahami betul kerja peralatan kamera, merawat, dan mengawasi kelengkapan peralatan kamera sebelum maupun sesudah selesai shooting.
9.      Mempunyai kepekaan fotografis, kreatif dan berdedikasi tinggi, tidak buta warna dan penglihatannya baik.
10.  Dapat bekerja sama dengan kerabat kerja, bertindak sopan kepada pengisi acara / artis.

Kameraman


Kamerawan yaitu orang yang bertugas merekam gambar yang mampu berbicara walaupun tanpa narasi. Dalam operasional di studio koordinasi dengan produser, pengarah acara atau tim produksi lainnya. Tanyakan gambar apa yang diinginkannya. Jaga kekompakan kerja bila ada hal-hal yang tidak diinginkan, dimusyawarahkan, jangan emosional.
Kamerawan dalam menjalankan tugasnya berfungsi sebagai tangan kanan pengarah acara. Tugas pokoknya adalah membuat gambar-gambar yang mempunyai nilai artistik. Dalam suatu produksi acara, kamerawan harus menghargai dan menghormati petugas lainnya dalam satu tim tersebut karena semua petugas sama pentingnya. Semua harus dapat bekerjasama dengan baik dibawah pimpinan seorang pengarah acara.. Dan juga harus menghargai pengisi acara / saling menghargai agar tujuan produksi tercapai sehingga hasilnya baik dan memuaskan.

Kerabat Kerja Studio


Kerabat Kerja Studio

Dalam proses pelaksanan produksi sebuah acara televisi di studio maupun diluar studio, karya artistik disamping kerabat kerja kamerawan terdapat petugas-petugas lainnya, yang tanpa adanya mereka tidak mungkin terjadi / tercipta acara-acara televisi yang bermutu.

Kerabat kerja studio antara lain :

1.      Pengarah acara           ; yang bertanggung jawab penuh terhadap teknik       produksi.
2.      Pengarah teknik          ; sebagai penanggung jawab teknik.
3.      Pengarah lampu           ; sebagai pelaksana dan bertanggung jawab terhadap    pencahayaan.
4.      Operator suara            ; sebagai penata suara/audioman.
5.      Operator video           ; sebagai juru perekam gambar.
6.      Penata dekor              ; orang yang menata ruangan studio/dekorasi.
7.      Penata grafik               ; orang yang menata desain grafis.
8.      Make-up                    ; sebagai juru rias.
9.      Switcher                     ; petugas yang mengganti gambar-gambar atas instruksi pengarah acara dari camera I, II, III atau lebih (multicamera).
10.  Kamerawan                ; orang yang bertugas mengambil gambar atau kamera operator/juru kamera.

LANGKAH KERJA SUTRADARA DALAM PROSES VISUALISASI


LANGKAH KERJA SUTRADARA DALAM PROSES VISUALISASI
A. Breakdown Script
B. Konsep Visual
C. Breakdown Scene

A. BREAKDOWN SCRIPT
Breakdown script adalah analisa mendalam terhadap elemen-elemen penting sebuah naskah film. Ada beberapa langkah umum yang dilakukan untuk membreakdown sebuah naskah, diantaranya:
1. Bercerita tentang apakah film tersebut?
2. Deskripsi singkat skenario dari awal hingga akhir.
3. Definisi tiap act (babak).
4. Deskripsi tujuan setiap karakter dalam cerita.
5. Analisa karakter.
B. KONSEP VISUAL
Konsep visual merupakan langkah yang diambil setelah breakdown script selesai dibuat. Apabila dalam breakdown script lebih banyak menulis dalam bentuk kata-kata, maka konsep visual ini mencoba menggambarkan dalam beberapa format berikut ini:
1. Visualisasi karakter
2. Visualisasi lokasi
3. Story Board
Setelah mendapat banyak informasi dari breakdown script, seorang sutradara meminta bantuan tim art directing untuk memvisualisakan karakter yang diinginkan sutradara. Gambar tiap karakter yang muncul merupakan penerjemahan secara visual dari karakter-karakter yang ada dalam film.

C. BREAKDOWN SCENE
Breakdown Scene yaitu breakdown setiap scene yang bertujuan untuk mendapatkan semua informasi teknis dan artistik yang dibutuhkan saat syuting, antara lain siapa cast yang akan tampil di scene tersebut, wardrobe dan properties yang akan digunakan, apakah ada figuran? Alat khusus apa yang dibutuhkan di scene tersebut 

PASCA PRODUKSI


Pasca produksi atau biasa disebut dengan post production merupakan tahapan akhir dari sebuah proses produksi audio visual. Dalam tahap ini hasil pengambilan gambar atau shooting akan diproses untuk kemudian menjadi sebuah urutan gambar/shot yang utuh sesuai dengan skenario, lengkap dengan penambahan transisi ataupun efek visual untuk membuat sebuah gambaran yang dramatik tentang video klip tari tersebut. Adapun tahap pasca produksi ini memiliki beberapa langkah dalam prosesnya yaitu:
a.      PRE EDITING
·        Membuat konsep
Editor membuat konsep dengan memahami betul keseluruhan gerakan tari yang akan ditayangkan dengan tidak meninggalkan prinsip-prinsip editing yang telah berlaku. Kemudian editor mendiskusikan dengan sutradara sampai mencapai kesepakatan.
·        Logging
Kaset hasil Produksi dari tiap-tiap kamera dimasukkan kesebuah player Mini DV / Handycam yang sudah dihubungkan dengan monitor TV untuk melihat hasil gambar dan mencari rekaman hasil produksi sesuai catatan Time Code. Dan itu memudahkan editor untuk mengedit gambar, karena editor tidak harus  memilih-milih gambar setiap tari yang harus diambil untuk kemudian diedit, karena sudah ada catatan Time Code yang telah dicatat oleh pencatat adegan/ass. kameraman. 
·        Capture
Setelah memasukkan catatan Time Code yang sudah ada dalam logging-an kemudian dilakukan proses capturing. Kaset hasil Produksi dari tiap-tiap kamera dimasukkan kesebuah player Mini DV / Handycam yang sudah dihubungkan dengan seperangkat komputer dengan mengunakan card capture
·        Editing offline
Adalah editing yang dibuat secara kasar, maksudnya adalah sutradara membuat edit kasar berdasarkan hasil logging, dimana hanya menggunakan cut only tanpa spesial  effect, title, maupun grafik. Editing off line juga berarti memilih gambar atau shot yang  kiranya nanti mendukung program itu disusun. Editing off line memerlukan copy pita orisinil untuk mengedit materi – materi hasil shooting yang telah dicopy kedalam kaset dan telah dilengkapi dengan petunjuk atau display nomor time code pita orisinil. Peralatan yang digunakan pada editing off line  cukup dengan dua alat VCR yang sederhana, yang dilengkapi dengan fungsi jog atau shuttle untuk melihat gambar frame demi frame, dan dua buah monitor. Jadi bisa dikatakan dalam proses ini melakukan editing tape to tape.
b.      FINAL EDITING
§         Editing on line
Yaitu editing yang dikerjakan dengan mengambil shot-shot dari original tape (hasil shooting asli) berpedoman pada hasil perekaman pada waktu produksi dari VTR disamping itu editor memilih shot-shot yang bagus atau shot yang tidak goyang sesuai permintaan eksekutif produser dan disini juga dilakukan pengkoreksian warna, pemberian transisi, penambahan efek, grafis serta pengolahan efek blue screen. Hal ini dilakukan  untuk menambah keindahan gambar.
§         Dubbing
     merupakan penambahan audio yang disesuaikan dengan naskah baik berupa musik, soun efeek ataupun narasi
§         Timing
Merupakan pembenahan hasil edit berupa pengurangan atau penambahan serta kesamaan video dengan audio harus sesuai.
§         Pentransferan / copying
Setelah melalui langkah-langkah editing diatas tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mentransfer hasil edit tersebut kedalam kaset atau dalam bentuk cd yaitu sebelumnya dirender terlebih dahulu dalam bentuk file berupa AVI atau DV AV dan kemudian dijadikan file mpeg untuk di-copy dalam bentuk VCD/DVD.

PRODUKSI


Pada tahap produksi intensitas kerja seorang sutradara semakin tinggi, saat pengambilan gambar dilakukan sutradara wajib dan bertanggung jawab penuh dilapangan. Dalam produksi yang merupakan tahapan yang paling penting sebagai penerapan kerja pada tahap pra produksi, aktifitas ini merupakan rancangan konkret dalam mewujudkan konsep produksi sehingga bisa menjadi sebuah video klip. Disini sutradara dituntut untuk berkreasi dalam seni audio visual dan sutradara adalah orang pertama yang menentukan bagus tidaknya dalam pengambilan gambar, untuk itu ada beberapa istilah yang penting dalam sebuah produksi seperti:
a.       Blocking yaitu penataan kamera serta cahaya yang memperhatikan setting agar mendapatkan gambar yang maksimal sehingga mendukung video klip tersebut. Untuk penataan kamera ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti angel-angel kamera agar mendapatkan dampak yang dramatis dan psikologis tertentu, diantaranya yaitu:
·        High Angel
Sudut pengambilan gambar oleh camera dari atas subjek atau objek hasilnya disebut Low Angel Shot. 
·        Low Angel
Sudut pengambilan gambar oleh camera dari bawah subjek atau objek yang menghasilkan High Angel Shot.
·        Eye Angel
Sudut pengambilan gambar oleh camera yang sejajar dengan titik mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.
b.      Kameraman bersama sutradara harus menata kamera agar dalam merekam obyek gerak penari dapat menghasilkan gambar yang sebaik mungkin,
·        Extreme Long Shot
Shot sangat jauh  panjang dan luasdan berdimensi lebar digunakan untuk komposisi gambar indah pada sebuah panorama. Posisi atau angel  camera diletakkan hight angel atau top angel. Disingkat ELS.
·        Long Shot
Shot jarak jauh, yang kepentingannya untuk memperlihatkan hubungan antara subyek-subyek dan lingkungan maupun latar belakangnya. Disingkat LS.


·        Medium Long Shot
Setelah kita menarik garis imajiner dari posisi LS lalu di zoom in sehingga gambar menjadi lebih dekat, kita akan memasuki wilayah Medium Long Shot. Dalam kaitannya dengan subyek manusia, shot yang menampilkan bagian tubuh dari lutut keatas. Angel ini dipakai untuk memperkaya keindahan gambar. Disingkat MLS.
·        Medium Shot
Shot yang diambil lebih dekat pada subyeknya dibandingkan medium long shot. Dalam kaitannya dengan subyek manusia, shot yang menampilkan bagian tubuh dari pinggang keatas. Sangat fungsional untuk memotret adegan pengenalan, terutama sebagai transisi dari long shot ke close shot. Disingkat MS.
·        Close Up
Pengambilan terdekat. Tembakan kamera pada jarak yang sangat dekat dan memperlihatkan hanya bagian kecil subyek, misalnya wajah seseorang. Karena close up membesarkan ukuran subyek berlipat-lipat maka close up cenderung mengungkapkan pentingnya obyek dan sering memiliki arti simbolik. Disingkat CU.

PERSIAPAN PRODUKSI


Sebelum memasuki tahap produksi tentunya segala sesuatu mengenai hal-hal yang diperlukan dalam produksi ini perlu dipersiapkan, agar dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan yang serius. Adapun yang dilakukan dalam persiapan yaitu melakukan pengecekan ulang lokasi yang akan digunakan, memastikan perijinan lokasi dan mengecek segala peralatan yang akan digunakan untuk produksi seperti camera, lighting, dan property.

PRA PRODUKSI

Tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap perencanaan. Tahap ini merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan sutradara sebelum turun kelapangan.
a.      Penentuan konsep produksi
Bersama produser menentukan sistem produksi video klip tari yaitu mengunakan Multi camera
b.      Konsep visual
c.       Pemilihan Crew
d.      Production Meeting
e.      Hunting dan Survey Lokasi
f.        Floor Plan
Perencanaan ruang shot berdasarkan kebutuhan-kebutuhan suasana/setting lokasi. Floor plan ini sangat diperlukan karena akan menjadi landasan kerja sutradara beserta krunya. Sutradara menyusun pola blocking camera pada setiap lokasi produksi. Penata artistik akan membuat rencana setting berdasarkan floor plan yang telah disepakati demikian pula penata cahaya dan peralatan.
g.      Membuat Breakdown Shot
Pada tahap ini sutradara bekerja bersama Kameraman dan asisten kameraman dalam menentukan jenis-jenis shot, camera angel, serta pergerakan kamera dengan pertimbangan berbagai hal seperti lokasi dan blocking pergerakan penari, serta keterbatasan peralatan. Breakdown shot ini nantinya hanya akan menjadi panduan kameraman dalam pengambilan gambar pada waktu produksi.

TAHAP-TAHAP PRODUKSI

  1.  PRA PRODUKSI
  2. PERSIAPAN PRODUKSI
  3. PRODUKSI
  4. PASCA PRODUKSI

Rabu, 03 November 2010

TEKNIK PENYUTRADARAAN


TEKNIK PENYUTRADARAAN
Sebagai seorang sutradara memiliki tugas untuk menerjemahkan atau mengintrepretasikan sebuah skenario dalam bentuk imagi/gambar hidup dan suara. Pada umumnya, seorang sutradara harus memiliki kepekaan terhadap rumus 5-c, yakni close –up (pengambilan gambar jarak dekat), camera angle (sudut pengambilan camera), composition (komposisi), cutting (pergantian gambar), dan continuity (persambungan gambar-gambar). (Hartoko, 1997:17)
Kelima hal itulah yang harus diperhatikan oleh seorang sutradara berkaitan dengan tugasnya dilapangan nanti. Maka dari itu untuk lebih memahami kelima teknik tadi, maka di bawah ini diuraikan lima teknik tersebut, yaitu:
1.      Close-up (Pengambilan jarak dekat)
Unsur ini diartikan sebagai pengambilan jarak dekat. Sebelum produksi harus dipelajari terlebih dahulu skenario, yang kemudian diuraikan dalam bentuk shooting script, yakni keterangan rinci mengenai shot-shot yang harus dijalankan juru kamera. Terhadap unsur close up, harus betul-betul memperhatikan, terutama berkaitan dengan emosi tokohnya. Gejolak emosi, perasaan gundah sering harus diwakili dalam shot-shot close up. Bagi seorang kritikus film , sering unsur ini menjadi poin tersendiri ketika menilai sebuah film.
2.      Camera Angle (Sudut pengambilan kamera)
Unsur ini juga sabngat penting untuk seorang sutradara untuk memperlihatkan efek apa yang harus muncul dari setiap scene (adegan). Jika unsur ini diabaikan bias dipastikan film yang muncul cenderung monoton dan membosankan sebab camera angle dan close up sebagai unsur visualisasi yang menjadi bahan mentah dan harus diolah secermat mungkin. Biasanya pengambilan gambar long shot dan close up dibagi dalam pembagian kerja untuk kemudian diolah dalam proses editingnya. Variasi pengambilan gambar dengan camera angle dapat mengayakan unsur filmis sehingga film terasa menarik dan memaksa penonton untuk mengikutinya terus.
3.      Composition (Komposisi)
Unsur ini berkaitan erat dengan bagaimana membagi ruang gambar dan pengisiannya untuk mencapai keseimbangan dalam pandangan. Composition merupakan unsur visualisasi yang akan memberikan makna keindahan terhadap suatu film. Pandangan mata penonton sering sering harus dituntun oleh komposisi gambar yang menarik. Dalam pandangan presensi film tidak jarang unsur ini diberikan penilaian karena unsur inilah yang akan menjadikan pertaruhan mata penontonnya. Maka dari itulah aspek ini merupakan aspek keindahan yang tidak dapat diabaikan bagi kepuasan mata penontonnya. Seorang sutradara harus mampu mengendalikan aspek ini kepada juru kamera agar tetap menjadi komposisi secara proporsional berdasarkan asas komposisi.
4.      Cutting (Pergantian gambar)
Diartikan sebagai pergantian gambar dari satu scene ke scene lainnya. Cutting termasuk dalam aspek pikturisasi yang berkaitan dengan unsur penceritaan dalam urutan gambar-gambar. Sutradara harus mampu memainkan imajinasinya ketika menangani proses shooting. Imaji yang berjalan tentunya bagaimana nantinya jika potongan-potongan scene ini diedit dan ditayangkan di monitor.
5.      Continuity (Persambungan gambar-gambar)Unsur terakhir yang menjadi teknik yang harus diperhatikan sutradara adalah continuity, yakni unsur persambungan gambar-gambar. Sejak awal, sutradara bias memproyeksikan pengadegan dari satu scene ke scene yang lainnya. Unsur ini tentunya sangat berkaitan erat dengan materi cerita atau video.

Proses kerja produksi video klip bisa diketahui dengan melihat operasional kerja dari pra produksi sampai dengan pasca produksi. Dalam hal ini sutradara memegang peranan penting untuk berjalanannya sebuah produksi video klip dengan baik. Sutradara harus selalu menjalin komunikasi yang intensif dengan semua kerabat kerja yang terlibat dalam produksi video klip itu, agar tercapai sebuah tujuan seperti yang diharapkan. Selain itu pelaksanaan produksi pun dapat berjalan dengan maksimal. Dalam organisasi produksi sebuah film atau televisi telah dikenal istilah
Standard Operation Procedure yang secara umum dibagi menjadi:
1. Pra Produksi
2. Persiapan Produksi
3. Produksi
4. Pasca Produksi

SYARAT LAIN MENJADI SUTRADARA


SYARAT LAIN MENJADI SUTRADARA
Berhubungan dengan tugas sutradara yang diuraikan diatas tidaklah cukup untuk menjadi seorang sutradara yang professional dan berhasil seperti yang diungkapkan Darwanto (1994) pada bukunya Produksi Acara Televisi, bahwa seorang sutradara atau pengarah acara harus mengenal karakteristik media yang akan dibuatnya. Seorang sutradara harus juga mempunyai daya cipta dan daya reka yang tinggi. Serta seorang sutradara harus menguasai benar tentang dasar-dasar teknik produksi. Sedangkan Fritz G Schadr (1998) dalam bukunya Pengantar Penyutradaraan, mengatakan bahwa yang utama dari seorang sutradara adalah sifat fleksibelitasnya dalam mengambil keputusan dan tindakan terhadap segala permasalahan dalam produksi. Sifat mau menerima saran dan pendapat dari orang lain terutama krunya dan bersifat obyektif dalam menilai hasil karyanya sendiri dapat meningkatkan mutu dan kualitas kerjanya. Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa seorang sutradara tidak saja dituntut untuk menguasai hal yang bersangkutan dengan teknis saja melainkan hal-hal yang berkenaan dengan kejiwaan antara lain:
a. Seorang sutradara harus mengenal karakteristik media yang akan   dibuatnya (film/TV).
b.   Seorang sutradara mempunyai daya cipta dan daya reka yang tinggi.
c.   Seorang sutradara harus menguasai dasar-dasar teknik produksi.
d.  Seorang sutradara harus bersifat fleksibel dan bertanggung jawab dalam     mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi pada saat produksi.
e.   Seorang sutradara harus bijaksana dalam arti mau menerima saran dan pendapat dari siapapun, khususnya anggota kerabat kerja.
f.    Seorang sutradara harus obyektif dalam menilai hasil karyanya sendiri untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya.
Nano Riantiarno (1996) juga berpendapat dalam bukunya tentang Sutradara dan Penyutradaraan bahwa syarat menjadi sutradara adalah sanggup memopahkan keyakinan kepada krunya. Harus yakin apa yang dikerjakan itu akan berhasil. Dia harus siap sedia menanggulangi masalah yang timbul sesulit apapun, serta keyakinan terhadap kekuatan diri harus besar dan wajib ditularkan kepada semua yang bekerja bersamanya. Tentu rasa yakin terhadap kekuatan diri harus bersumber dari sesuatu yang logis dan tidak berlebihan.

TUGAS SUTRADARA DALAM 4 STAGE OF TV PRODUCTION


TUGAS SUTRADARA DALAM 4 STAGE OF TV PRODUCTION
Permulaan pelaksanaan produksi tidak berarti dengan dimulai pelaksanaan pengambilan gambar (shooting) dan rekaman, sesuai dengan rencana yang diuraikan dalam rencana diatas kertas. Menurut Alan Wurtzel pelaksanaan produksi itu bertahap.
1.      Tahap Perencanaan (Pra Produksi)
Anggota-anggota pokok dalam tim produksi televisi : produser, sutradara, pengarah teknik, pengarah audio, pengarah pencahayaan dan perencana artistik bertemu membicarakan acara yang akan diproduksi dan memberikan pekerjaan masing-masing bagian yang berkaitan satu dengan yang lain. Lingkup persiapan ini dimulai dengan menganalisa skenario dan membuat konsep rencana kerja produksi (master plan) dari segi teknis, artistik dan dramatik sehingga menjadi penuturan yang sinematik. Memilih kerabat kerja produksi dan pengisi acara (talent) yang sesuai dengan tuntutan acara yang akan dibuat. Menentukan pemilihan lokasi yang akan dipakai bersama penata artistik, kamerawan, asisten sutradara dan unit manajer. Dengan dilakukan perencanaan pra produksi ini, kesalahan yang mungkin terjadi dapat lebih mudah diperbaiki diatas kertas.
2.      Tahap Persiapan Produksi (membangun set dan latihan)
Pentingnya tahap ini ialah menyiapkan secermatnya segala sesuatunya sebelum dapat dilaksanakan secara bersamaan semua bagian yang berkaitan dalam pelaksanaan produksi sesungguhnya. Melatih dan mengarahkan pemain (talent), kerabat kerja teknik, kamera, pencahayaan dan audio memeriksa posisi kamera, lampu-lampu, mutu cahaya dan peralatan lainnya. Dan pada latihan semua unsur produksi berkesempatan memeriksa persiapan terakhir : set, busana, pencahayaan, musik dan efek suara, film atau rekaman video yang akan di insert.
3.      Tahap Pelaksanaan (produksi)
Disini sutradara diberikan kesempatan bertindak lebih kreatif, memperhatikan lebih sempurna pada rincian bidang estetik atau penanganan peralatan. Mengkoordinasikan seluruh kru untuk mencapai efisiensi kerja dan terjaminnya mutu karya seluruh tenaga kreatif. Wajib berada dilokasi pada saat produksi berlangsung dan melakukan penilaian dan memberikan kata cut atas mutu kerja seluruh unsur pendukung baik secara teknis maupun artistik.

4.      Tahap Paska Produksi
Dalam tahap ini sutradara memberikan petunjuk kepada editor untuk menghubungkan ratusan shot menjadi satu acara lengkap, sesuai dengan skenario dan keinginan sutradara. Mengarahkan editor untuk menambahkan efek-efek visual yang diinginkan, dan juga memperhatikan kesinambungan gambar dengan cerita untuk mempengaruhi emosi penonton.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SUTRADARA


PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SUTRADARA
Seorang sutradara dalam perannya sebagai seniman, diharapkan dapat menghasilkan gambar dan suara video televisi, yang tidak semata-mata menyampaikan pesan yang sudah direncanakan secara harafiah juga menyampaikan dengan gaya tertentu. Harus mampu memberikan titik pandang atau tanggapannya yang khas terhadap suatu keadaan atau naskah, cepat menangkap arti isinya yang penting, lalu memilih dan memerintahkan unsur-unsur produksi untuk membantu memperjelas, meningkatkan arti dan memberikan interpretasi pada khalayak pemirsa. Beberapa peran pokok seorang sutradara patut diperhatikan, seperti berikut ini.
1.      Peran Untuk Penyajian
Peran sutradara pada kategori pertama adalah menyajikan ke layar televisi, suatu rangkaian gambar-gambar dan suara hasil perencanaan produser. Segala sesuatu yang dilakukan dalam penyajian ini, tidak terlepas dari syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam pengolahan acara, yang bersasaran : isi acara yang menarik dan dapat diterima dengan baik dan dibenarkan oleh pemirsa.
2.      Peran Yang Selektif
Disini sutradara lebih ditingkatkan dari pada pekerjaan pada kategori pertama, ialah memimpin kelompok kerabat kerja produksi yang terdiri dari ahli-ahli pada bidangnya masing-masing. Pada saat permulaan perencanaan acara tersebut, para ahli ini memberikan pemikiran, pendapat dan tenaganya (dalam bidang-bidang teknik video, audio, pencahayaan, set dekorasi, busana dan teknik operasional lainnya). Sutradara akan menilai saran-saran tersebut untuk dibenarkan pelaksanaannya, sedemikian hingga akhirnya dapat di konsentrasikan perhatiannya pada dinamika acting pemain, dialog, operasional kamera dan transisi visual dalam acara tersebut. 
3.      Peran Yang Originator
Sebagai originator, sutradara akan merancang dan memikirkan seluruh pelaksanaan produksi, diantaranya : penyempurnaan naskah asli sesuai tuntutan media, membuat kerangka pementasan (staging treatment), mengarahkan tim ahlinya dan memimpin operasi produksi. Buah pikiran sutradara akan direalisasikan menjadi suatu kenyataan oleh anggota tim. Mereka akan membantu dan mengatur segala sesuatunya yang diperlukan.



Sedangkan pemahaman tentang peran seorang Sutradara Televisi menurut Naratama adalah sebagai berikut.
1.      Sutradara sebagai Pemimpin
Jiwa kepemimpinan! Itulah modal utama seorang Sutradara. Tanpa leadership, seorang sutradara tidak pernah bisa menciptakan karya seni sesuai yang diinginkan. Dalam memimpin sebuah tim produksi  yang terdiri dari berbagai macam latar belakang, kadang kala seorang sutradara harus bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang telah bekerja sama dalam proses produksi.
2.      Sutradara sebagai Seniman
Sebagai kreator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan audio visualseorang sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi tentang nilai kesenian dan kebudayaan. Di sinilah seorang sutradara perlu mempunyai pemahaman atas nilai keindahan terhadap seni rupa yang merupakan kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum. Kecintaan akan suatu budaya adalah  faktor yang akan menyentuh  setiap sendi-sendi imajinasi seni visual baik dalam bentuk dramatic maupun nondramatik. Selanjutnya, karya seni itu sendiri akan memuaskan dahaga para penikmat kesenian atau penonton.
3.      Sutradara sebagai Pengamat Program dan Pemasaran
Sebagai seorang seniman dengan imajinasi tanpa batas maka selanjutnya seorang sutradara harus berperan menjadi seorang pengamat pasar. Disinilah uniknya menjadi sutradara yang tidak hanya dituntut untuk berkreasi, tetapi juga dituntut untuk menjadi pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan pasar yang akan menilai karyanya. Intinya menjadi sutradara tidaklah hanya membicarakan persoalan seni visual dan imajinasi personal, tetapi juga membicarakan dampak karya audio visual terhadap penonton. Jadi seorang sutradara harus kreatif mencari keseimbangan antara idealisme dan kebutuhan komersial.
4.      Sutradara sebagai Penasehat Teknik
Seorang Sutradara harus siap menjalankan tugas sebagai Penasehat Teknik Produksi baik untuk produksi single maupun multi kamera. Kemampuan teknik ini harus didukung dengan pengetahuan dan wawasan broadcast yang memadai, mulai dari unsur video, unsure audio, unsure tata cahaya hingga ke unsure peralatan editing untuk paska produksi. Sutradara adalah partner terbaik bagi Technical Director, untuk menciptakan karya yang sesuai dengan pangsa penonton.

APAKAH ITU SUTRADARA ?


A.     APAKAH ITU SUTRADARA ?
Cobalah anda pejamkan mata dan bayangkan! Saat itu, anda sedang duduk diruang televisi berimajinasi “bukan sebagai penonton” tetapi sebagai seorang pencipta atau creator alias orang yang bekerja di balik layar televisi. Posisi anda adalah sebagai seorang sutradara yang bertugas mengarap karya audio visual tersebut. Apa yang harus anda lakukan? Mengganti pemain atau artis karena anada anggap kurang cocok? Menambahkan setting artistik dengan lebih semarak? Pasti anda punya banyak ide semau anda dan juga dapat bebas berkreasi.
Tetapi ingat, anda harus siap menghadapi kritikan yang bernilai positif atau negative. Bayangkan yang mencaci-maki karya anda adalah diri anda sendiri. Emangnya enak? Di sinilah mental, kreativitas dan kepekaan sebagai seorang sutradara diuji.
Seorang sutradara harus dapat menguasai berbagai persoalan luar-dalam, baik secara teknis maupun nonteknis. Ibarat pemain bola, sutradara harus bias bermain menjadi penjaga gawang, striker, defender bahkan menjadi wasit dan penonton. Dan ketika pertandingan berlangsung, sutradara akan berperan sebagai play maker sekaligus kapten yang mengatur jalannya pertandingan.
Kalau ditelaah lebih dalam, seorang sutradara “bertanggung jawab pada hasil akhir sebuah karya seni audio visual”. Pada intinya, hasil karya audio visual adalah kesimpulan dari tingkat pekerjaan produksi, yaitu Pra Produksi (Pre Production), Produksi (Production) dan Paska Produksi (Post Production). Ketiganya menyatu dan tidak boleh terlewatkan. Apabila salah satu tingkat pengerjaan produksi ini hilang atau belum selesai, tugas sang sutradara masih belum tuntas dan pertanggungjawaban pun belum selesai.
Menurut Naratama dalam bukunya yang berjudul Menjadi Sutradara Televisi, dia mendeskripsikan bahwa pengertian dari Sutradara adalah sebagai berikut:
Sutradara adalah seorang yang menyutradarai Program Audio Visual yang terlibat dalam proses kreatif dari Pra hingga Paska Produksi, baik untuk drama maupun non drama dengan lokasi di Dalam ruangan (In-Door) maupun Alam (Out-Door) dan menggunakan sistem produksi Single atau Multi Kamera. 
(Naratama-2000)

Panduan Membuat Blog

Panduan membuat Blog di Blogspot

1. Apa itu Blog ?

Blog merupakan sigkatan dari “Web log” adalah salah satu aplikasi web berupa tulisan-tulisan yang umum disebut sebagai posting pada halaman web. Tulisan-tulisan tersebut seringkali diurut dari yang terbaru dan diikuti oleh yang lama.
Awalnya, blog dibuat adalah sebagai catatan pribadi yang disimpan secara online, namun kini isi dari sebuah blog sangat bervariatif ada yang berisi tutorial ( contoh blog ini ), curhat, bisnis dan lain sebagainya. Secara umum, blog tidak ada bedanya dengan situs yang ada di internet.
Flatform blog atau seringkali disebut juga dengan mesin blog dibuat sedemikian rupa oleh para designer blog agar mudah untuk digunakan. Dulu, untuk membuat aplikasi web diperlukan pengetahuan tentang pemrograman HTML, PHP, CSS dan lain sebagainya, dengan blog semuanya menjadi mudah semudah menyebut angka 1 2 3.

2. Cara membuat blog di blogspot

Salah satu penyedia blog gratis yang cukup populer saat ini adalah  blogspot atau blogger, dimana ketika mendaptar adalah melalui situs blogger.com namun nama domain yang akan anda dapatkan adalah sub domain dari blogspot, contoh : contohsaja.blogspot.com
Kenapa harus membuat blog di blogger.com bukan pada situs penyedia blog lainnya? Sebenarnya tidak ada keharusan untuk membuat blog di blogger, namun ada banyak kelebihan yang dimiliki blogger di banding dengan penyedia blog lain. Beberapa contoh kelebihan blogspot di banding yang lain yaitu mudah dalam pengoperasian sehingga cocok untuk pemula, lebih leluasa dalam mengganti serta mengedit template sehingga tampilan blog anda akan lebih fresh karena hasil kreasi sendiri, custom domain atau anda dapat mengubah nama blog anda dengan nama domain sendiri misalkan contohsaja.blogspot.com di ubah menjadi contohsaja.com,sedangkan hosting tetap menggunakan blogspot dan masih tetap gratis.
Perlu ditekankan dari awal bahwa internet itu sifatnya sangat dinamis, sehingga mungkin saja dalam beberapa waktu kedepan panduan membuat blog di blogspot ini akan sedikit berbeda dengan apa yang anda lihat di blogger.com
Untuk mengurangi hal yang tidak perlu di tulis, berikut cara membuat blogger di blogger.com

Membuat Email

Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam membuat blog adalah anda memiliki alamat email yang masih aktif atau di gunakan. Jika anda belum mempunyai alamat email, silahkan daftar terlebih dahulu di gmail karena blogger adalah salah satu layanan dari Google maka ketika mendaftar ke blogger sebaiknya gunakan email gmail. Jika anda belum paham bagaimana cara membuat email, silahkan gunakan mesin pencari google untuk mencari panduannya.

Daftar Blog di blogger


  1. Silahkan kunjungi situs http://www.blogger.com
  2. Setelah halaman pendaftaran terbuka, alihkan perhatian ke sebelah kanan atas, ubah bahasa ke Indonesia agar lebih mudah difahami. Silahkan langsung login dengan menggunakan username serta password gmail anda ( akun email anda bisa untuk login ke blogger). login blogger
  3. Klik tombol bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA. ciptakan blog anda
  4. Isilah nama judul blog serta alamat blog yang di inginkan. Ingat! dalam membuat alamat blog harus benar-benar serius karena itu permanen tidak dapat digantikan lagi (kecuali nanti ganti dengan custom domain). Jika alamat yang diinginkan ternyata tidak bisa digunakan, masukkan kembali alamat lain yang masih tersedia. Jika alamat blog yang diinginkan masih tersedia, silahkan klik anak panah bertuliskan LANJUTKAN. nama-blog
  5. Silahkan pilih template yang anda sukai ( template ini nanti bisa diubah lagi kapan saja anda mau), kemudian klik LANJUTKAN. pilih template di blogger
  6. Akan ada tulisan “Blog Anda Sudah Jadi!”. Silahkan lanjutkan dengan klik tombol MULAI BLOGGING. mulai blogging
  7. Setelah masuk post editor, silahkan isi apa saja ( disarankan untuk langsung mengisi posting, biasanya jika tidak langsung posting akan terjaring robot anti spam milik blogger, dan blog anda akan di lock). Contoh : hello world. Klik Tombol PRATINJAU untuk melihat tampilan yang nanti akan muncul di blog, klik tombol TERBITKAN ENTRI jika posting anda mau dipublikasikan ke publik. terbitkan entri
  8. Klik “Lihat Entri” untuk melihat blog anda. Berikut contoh tampilan blog yang tadi di buat. tampilan-blog
  9. Selesai.
Untuk tahap awal, blog anda sudah jadi dan bisa diakses dimana saja. Untuk pembahasan lebih dalam tentang bagaimana blogging dengan blogger, akan di bahas pada posting berikutnya.

what is film


Sebuah film, sebagai produk kesenian maupun sebagai medium, adalah suatu cara untuk berkomunikasi: ada sesuatu yang ingin disampaikan kepada penonton. Dalam konteksnya sebagai media komunikasi massa. Dalam hal film, cara berkomunikasinya adalah cara bertutur- ada tema, tokoh, cerita secara audio visual, yang pada akhirnya mengkomunikasikan sebuah pesan, eksplisit maupun implisit secara dramatik. Makin komunikatif sebuah film, makin mulus penyampaian gagasan yang dikandungnya pada penonton. ( Jowett dan Linton, 1980: 121- 122 )
Film merupakan salah satu bagian karya seni berbentuk gambar bergerak (video) dan suara (audio) yang memberikan gambaran hidup tentang lingkungan hidup manusia. Film juga merupakan keterpaduan antara seni kreatif yang paling lengkap diantara seni lainnya. Film adalah bagian dari sebuah kesenian modern, oleh karena itu film tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern itu sendiri. Adapun film sebagai bagian dari kesenian mutahir di abad 20 ia dapat memberikan sajian yang menghibur, mendidik, melibatkan perasaan, merangsang pemikiran, dan memberikan dorongan.
Nilai hiburan sebuah film sangatlah penting. Jika sebuah film tidak mengikat perhatian kita dari awal hingga akhir, maka film itu terancam gagal dan cepat menjadikan bosan bagi penontonnya. Akibatnya film tidak mengapresiasi unsur - unsurnya. Nilai pendidikan sebuah film bermakna semacam pesan-pesan atau kata-kata moral film yang semakin halus penggarapannya akan semakin baik.
Film dibuat seperti halnya buku, untuk dibaca maka film dibuat untuk dilihat dan didengarkan. Oleh karena itu, filmis merupakan gambar sesuatu dan bukan gambar tentang sesuatu. Yang terlihat di layar ternyata sebuah mobil yang berlari kencang misalnya, bukan tentang sebuah mobil yang berlari kencang. Jadi, sebagai hasil kerja alat teknik bernama kamera, gambar filmis mempunyai nilai reproduktif tinggi atas kenyataan fisik yang diabadikan. Jika kamera film juga merekam suaranya maka semakin lengkap ilusi kita, karena aspek lain dari kenyataan hidup, yaitu suara yang direproduksi. Sekalipun gambar yang ditampilkan itu serupa dengan subyek yang direkam, gambar filmis senatiasa menambvahkan sesuatu. Hal ini terjadi terutama karena factor pembingkaian (Framing), yaitu si pembuat mempunyai kebebasan untuk menentukan dan memberi filmnya bentuk demikian rupa sebagai akibat dari kreativitas. ( Sumarno, 1996: 6 - 8 )
Nilai artistik sebuah film terwujud jika keartistikannya ditemui pada seluruh unsurnya, sebuah film memang sebaiknya dinilai secara artistik, bukan secara rasional. Maka dari itu untuk menciptakan sebuah artistik yang baik maka sangat diperlukan kreativitas yang tinggi agar film tersebut memiliki unsur nilai artistik yang baik. Sebuah film artistik bisa jadi tidak berharga karena tidak punya maksud atau makna yang tegas. Tidak seorangpun bisa menikmati karya sebuah film atau bahkan memahami seandainya orang tidak mengerti bahasanya.
Dalam produksi film membutuhkan sebuah kerja kolaborasi. Dalam kalimat seorang Ernest Lindgrend, “ Produksi film yang normal membutuhkan kooperasi banyak ahli dan teknisi yang bekerja bersama sebagai satu tim, sebagai satu unit produksi. Sehingga unsur – unsur yang penting dalam produksi film seperti sutradara, penata fotografi, penulis skenario, tim artistik dan tim pendukung lainnya dapat saling mendukung dan bekerja sama secara kooperatif dalam mewujudkan sebuah film. ( Lindgrend, 1963: 4 – 5 )